KATA
PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat
ALLAH SWT karena atas berkat kasih dan anugrah-Nya penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul “PENGANGGURAN DAN
KEMISKINAN DI INDONESIA” makalah ini diajukan untuk guna
melengkapi nilai dan tugas softskill bahas Indonesia 2.
Dalam
penyusunan Makalah ini dengan usaha dan kerja keras serta dukungan dari
berbagai pihak, penulis telah berusaha untuk dapat memberikan serta mencapai
hasil yang semaksimal mungkin sesuai dengan harapan, walaupun di dalam pembuatan
makalah ini penulis menghadapi berbagai kesulitan karena keterbatasan ilmu
pengetahuan dan keterampilan yang penulis miliki.
Oleh sebab
itu penulis juga ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada
pihak – pihak yang sangat membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Pihak –
pihak tersebut adalah:
1. Jono Suroyo, selaku dosen Softskill Bahasa Indonesia 2
2. Kedua orang tua yang sangat penulis cintai yang telah
membesarkan, mendidik dan membimbing dengan penuh kesabaran dan kasih sayang,
serta memberikan dukungan moral maupun spiritual sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini.
3. Semua teman-teman yang telah memberikan semangat, saran serta
kritiknya khusnya kelas 3EA02 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna,
oleh karenanya kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk
menyempurnakan makalah ini.
Akhir kata, semoga kebaikan dan bantuan yang telah
diberikan akan dapat balasan-Nya, serta penulis berharap sekiranya makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Perekonomian Indonesia sejak krisis
ekonomi pada pertengahan 1997 membuat kondisi ketenaga kerjaan Indonesia ikut
memburuk. Sejak itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga tidak pernah
mencapai 7-8 persen. Padahal, masalah pengangguran erat kaitannya dengan
pertumbuhan ekonomi. Jika pertumbuhan ekonomi ada, otomatis penyerapan tenaga
kerja juga ada. Setiap pertumbuhan ekonomi satu persen, tenaga kerja yang
terserap bisa mencapai 400 ribu orang. Jika pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya
3-4 persen, tentunya hanya akan menyerap 1,6 juta tenaga kerja, sementara
pencari kerja mencapai rata-rata 2,5 juta pertahun. Sehingga, setiap tahun
pasti ada sisa pencari kerja yang tidak memperoleh pekerjaan dan menimbulkan
jumlah pengangguran.di.Indonesia.bertambah.
Selain masalah di atas, masalah kependudukan yang berhubugan erat dengan
pengangguran adalah kemiskinan, Sejak tahun 2002, sebuah tim yang terdiri dari
para analis Indonesia dan manca negara, dibawah naungan Program Analisa
Kemiskinan di Indonesia (INDOPOV) di kantor Bank Dunia Jakarta, telah
mempelajari karakteristik kemiskinan di Indonesia. Mereka telah berusaha untuk
mengidentifikasikan apa yang bermanfaat dan tidak bermanfaat dalam upaya
pengentasan kemiskinan, dan untuk memperjelas pilihan-pilihan apa saja yang
tersedia untuk Pemerintah dan lembaga - lembaga non-pemerintah dalam upaya
mereka untuk memperbaiki standar dan kualitas kehidupan masyarakat miskin
Makalah ini mencoba untuk menganalisa sifat multi dimensi dari pengangguran dan
kemiskinan di Indonesia pada saat ini melalui pandangan baru yang didasarkan
pada perubahan - perubahan penting yang terjadi di negeri ini selama satu
dekade terakhir. Penulis berharap bahwa makalah ini akan menjadi sumbangan
penting untuk menghangatkan diskusi kebijakan yang ada dan, pada akhirnya akan
membawa perubahan dalam penyusunan kebijakan dan pelaksanaan upaya-upaya
pengentasan kemiskinan dan pengangguran di Indonesia.
1.2 Rumusan
Masalah
Seperti yang telah diuraikan pada latar
belakang, maka penulis mengambil rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaiman
Keadaan Pengangguran Dan Kemiskinan Di Indonesia
2. Apa
Saja Kebijakan Untuk Mengatasi Masalah Tersebut?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk mengetahui keadaan pengangguran dan kemiskinan di Indonesia serta
langkah apa saja untuk menghadapi permasalahan tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Defenisi
Pengangguran
Definisi pengangguran secara teknis
adalah semua orang dalam referensi waktu tertentu, yaitu pada usia angkatan
kerja yang tidak bekerja, baik dalam arti mendapatkan upah atau bekerja
mandiri, kemudian mencari pekerjaan, dalam arti mempunyai kegiatan aktif dalam
mencari kerja tersebut. Selain definisi di atas masih banyak istilah arti
definisi pengangguran diantaranya:
Menurut Sadono Sukirno Pengangguran
adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin
mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Menurut Payman J.
Simanjuntak Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja berusia angkatan kerja
yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama
seminggu sebelum pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan.
Definisi pengangguran berdasarkan istilah
umum dari pusat dan latihan tenaga kerja Pengangguran adalah orang yang tidak
mampu mendapatkan pekerjaan yang menghasilkan uang meskipun dapat dan mampu
melakukan kerja. Definisi pengangguran menurut Menakertrans Pengangguran adalah
orang yang tidak bekerja, sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan suatu usaha
baru, dan tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan
pekerjaan.
2.2 Jenis-Jenis
Pengangguran
Pengangguran sering diartikan sebagai
angkatan kerja yang belum bekerja atau tidak bekerja secara optimal.
Berdasarkan pengertian diatas, maka pengangguran dapat dibedakan menjadi tiga
macam yaitu :
1. Pengangguran
Terselubung (Disguissed Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja
secara optimal karena suatu alasan tertentu.
2. Setengah
Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara
optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah
menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama
seminggu.
3. Pengangguran
Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak
mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum
mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.
Macam-macam
pengangguran berdasarkan penyebab terjadinya dikelompokkan menjadi beberapa
jenis, yaitu :
1. Pengangguran
konjungtural (Cycle Unemployment) adalah pengangguran yang diakibatkan oleh
perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.
2. Pengangguran
struktural (Struktural Unemployment) adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan
struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Pengangguran
struktuiral bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti : akibat
permintaan berkurang, akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi, akibat
kebijakan pemerintah.
3. Pengangguran
friksional (Frictional Unemployment) adalah pengangguran yang muncul akibat
adanya ketidaksesuaian antara pemberi kerja dan pencari kerja. Pengangguran ini
sering disebut pengangguran sukarela.
4. Pengangguran
musiman adalah pengangguran yang muncul akibat pergantian musim misalnya
pergantian musim tanam ke musim panen.
5. Pengangguran
teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian
tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin.
6.
Pengangguran siklus adalah pengangguran
yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian (karena terjadi resesi).
Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerat
demand).
2.3 Sebab-Sebab
Terjadinya Pengganguran
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengganguran adalah sebagai
berikut:
1. Besarnya
Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan Kesempatan Kerja
Ketidakseimbangan
terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar daripada kesempatan kerja
yang tersedia. Kondisi sebaliknya sangat jarang terjadi.
2.
Struktur Lapangan Kerja Tidak Seimbang
3.
Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga
terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang. Apabila kesempatan
kerja jumlahnya sama atau lebih besar daripada angkatan kerja, pengangguran
belum tentu tidak terjadi. Alasannya, belum tentu terjadi kesesuaian antara
tingkat pendidikan yang dibutuhkan dan yang tersedia. Ketidakseimbangan
tersebut mengakibatkan sebagian tenaga kerja yang ada tidak dapat mengisi
kesempatan kerja yang tersedia.
4.
Meningkatnya peranan dan aspirasi
Angkatan Kerja Wanita dalam seluruh struktur Angkatan Kerja Indonesia.
5.
Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja
antar daerah tidak seimbang jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin saja
lebih besar dari kesempatan kerja, sedangkan di daerah lainnya dapat terjadi
keadaan sebaliknya. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan perpindahan tenaga
kerja dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan dari suatu negara ke negara
lainnya.
2.4.
Dampak-Dampak Pengangguran Terhadap Perekonomian
Untuk mengetahui
dampak pengganguran terhadap per-ekonomian kita perlu mengelompokkan pengaruh
pengganguran terhadap dua aspek ekonomi , yaitu:
2.4.1 Dampak
Pengangguran terhadap Perekonomian suatu Negara
Tujuan akhir pembangunan ekonomi suatu negara pada dasarnya adalah
meningkatkan kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil dan
dalam keadaan naik terus. Jika tingkat pengangguran di suatu negara relatif
tinggi, hal tersebut akan menghambat pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang
telah dicita-citakan.
Hal ini terjadi
karena pengganguran berdampak negatif terhadap kegiatan perekonomian, seperti
yang dijelaskan di bawah ini:
1. Pengangguran
bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimalkan tingkat kemakmuran yang
dicapainya. Hal ini terjadi karena pengangguran bisa menyebabkan pendapatan
nasional riil (nyata) yang dicapai masyarakat akan lebih rendah daripada
pendapatan potensial (pendapatan yang seharusnya). Oleh karena itu, kemakmuran
yang dicapai oleh masyarakat pun akan lebih rendah.
2. Pengangguran
akan menyebabkan pendapatan nasional yang berasal dari sector pajak berkurang.
Hal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi akan menyebabkan kegiatan
perekonomian me-nurun sehingga pendapatan masyarakat pun akan menurun. Dengan
demikian, pajak yang harus dibayar dari masyarakat pun akan menurun. Jika
penerimaan pajak menurun, dana untuk kegiatan ekonomi pemerintah juga akan berkurang
sehingga kegiatan pembangunan pun akan terus menurun.
3. Pengangguran
tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi. Adanya pengangguran akan menye-babkan
daya beli masyarakat akan berkurang sehingga permintaan terhadap barang-barang
hasil produksi akan berkurang. Keadaan demikian tidak merangsang kalangan
Investor (pengusaha) untuk melakukan perluasan atau pendirian industri baru.
Dengan demikian tingkat investasi menurun sehingga pertumbuhan ekonomipun tidak
akan terpacu.
2.4.2 Dampak
pengangguran terhadap Individu yang Meng-alaminya dan Masyarakat
Berikut ini merupakan dampak negatif pengangguran terhadap individu yang
mengalaminya dan terhadap masyarakat pada umumnya:
1. Pengangguran
dapat menghilangkan mata pencaharian
2. Pengangguran
dapat menghilangkan ketrampilan
3. Pengangguran
akan menimbulkan ketidakstabilan social politik.
2.5 Kebijakan –
Kebijakan Pengangguran
Adanya bermacam-macam pengangguran membutuh-kan cara-cara mengatasinya
yang disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi, yaitu sbb :
2.5.1 Cara
Mengatasi Pengangguran Struktural
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang digunakan adalah :
1. Peningkatan
mobilitas modal dan tenaga kerja
2. Segera
memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sector yang kelebihan ke
tempat dan sector ekonomi yang kekurangan
3. Mengadakan
pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja yang
kosong, dan
4. Segera
mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran
2.5.2 Cara
Mengatasi Pengangguran Friksional
Untuk mengatasi pengangguran secara umum antara lain dapat digunakan
cara-cara sbb:
1. Perluasan
kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru, terutama yang
bersifat padat karya
2. Deregulasi
dan Debirokratisasi di berbagai bidang industri untuk merangsang timbulnya
investasi baru
3. Menggalakkan
pengembangan sector Informal, seperti home indiustri
4. Menggalakkan
program transmigrasi untuk me-nyerap tenaga kerja di sector agraris dan sector
formal lainnya
5. Pembukaan
proyek-proyek umum oleh peme-rintah, seperti pembangunan jembatan, jalan raya,
PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara langsung
maupun untuk merangsang investasi baru dari kalangan swasta.
2.5.3 Cara
Mengatasi Pengangguran Musiman.
Jenis pengangguran ini bisa diatasi dengan cara :
1. Pemberian
informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sector lain, dan
2.
Melakukan pelatihan di bidang
keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika menunggu musim tertentu.
2.5.4 Cara
mengatasi Pengangguran Siklus
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini adalah :
1. Mengarahkan
permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa, dan
2. Meningkatkan
daya beli Masyarakat.
2.6 Defenisi
Kemiskinan
Menurut wikipedia Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan
hal-hal yang biasa untuk dipunyai seperti makanan , pakaian , tempat berlindung
dan air minum, hal-hal ini berhubungan erat dengan kualitas hidup . Kemiskinan
kadang juga berarti tidak adanya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang
mampu mengatasi masalah kemiskinan dan mendapatkan kehormatan yang layak
sebagai warga negara. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang
memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya
melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya
dari sudut ilmiah yang telah mapan. Istilah "negara berkembang"
biasanya digunakan untuk merujuk kepada negara-negara yang "miskin".
Kesenjangan ekonomi atau ketimpangan dalam
distribusi pendapatan antara kelompok masyarakat berpendapatan tinggi dan
kelompok masyarakat berpendapatan rendah serta tingkat kemiskinan atau jumlah
orang yang berada di bawah garis kemiskinan (poverty line) merupakan dua
masalah besar di banyak negara-negara berkembang (LDCs), tidak terkecuali di
Indonesia.
2.7 Jenis-Jenis
Kemiskinan Dan Definisinya
Besarnya kemiskinan dapat diukur dengan atau tanpa mengacu kepada garis
kemiskinan. Konsep yang mengacu kepada garis kemiskinan disebut kemiskinan
relatif, sedangkan konsep yang pengukurannya tidak didasarkan pada garis
kemiskinan disebut kemiskinan absolute.
Kemiskinan
relatif adalah suatu ukuran mengenai kesenjangan di dalam distribusi
pendapatan, biasanya dapat didefinisikan didalam kaitannya dengan tingkat
rata-rata dari distribusi yang dimaksud.
Kemiskinan
absolut adalah derajat kemiskinan dibawah, dimana kebutuhan-kebutuhan minimum
untuk bertahan hidup tidak dapat terpenuhi.
2.8
Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan
Tidak sulit mencari faktor-faktor
penyebab kemiskinan, tetapi dari faktor-faktor tersebut sangat sulit memastikan
mana yang merupakan penyebab sebenarnya serta mana yang berpengaruh langsung
dan tidak langsung terhadap perubahan kemiskinan
1. Tingkat
dan laju pertumbuhan output
2. Tingkat
upah neto
3. Distribusi
pendapatan
4. Kesempatan
kerja
5. Tingkat
inflasi
6. Pajak
dan subsidi
7. Investasi
8.
Alokasi serta kualitas SDA
9.
Ketersediaan fasilitas umum
10.
Penggunaan teknologi
11.
Tingkat dan jenis pendidikan
12.
Kondisi fisik dan alam
13.
Politik
14.
Bencana alam
15.
Peperangan
2.9 Kebijakan
Antikemiskinan
Untuk menghilangkan atau mengurangi kemiskinan di tanah air diperlukan
suatu strategi dan bentuk intervensi yang tepat, dalam arti cost effectiveness-nya
tinggi.
Ada tiga pilar
utama strategi pengurangan kemiskinan, yakni :
1. pertumuhan
ekonomi yang berkelanjutan dan yang prokemiskinan
2. Pemerintahan
yang baik (good governance)
3. Pembangunan
sosial
Untuk mendukung strategi tersebut diperlukan intervensi-intervensi
pemerintah yang sesuai dengan sasaran atau tujuan yang bila di bagi menurut
waktu yaitu :
1. Intervensi
jangka pendek, terutama pembangunan sektor pertanian dan ekonomi pedesaan
2. Intervensi
jangka menengah dan panjang meliputi: Pembangunan sektor swasta, Kerjasama
regional, APBN dan administrasi, Desentralisasi, Pendidikan dan Kesehatan
Penyediaan air bersih dan Pembangunan perkotaan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengangguran di Indonesia kondisinya
saat ini sangat memprihatnkan, banyak sekali terdapat pengangguran di
mana-mana. Penyebab pengangguran di ndonesia ialah terdapat pada masalah sumber
daya manusia itu sendiri dan tentunya keterbatasan lapangan pekerjaan. Indonesia
menempati urutan ke 133 dalam hal tingkat pengangguran di dunia, semakin rendah
peringkatnya maka semakin banyak pulah jumlah pengangguran yang terdapat di
Negara tersebut. Untuk mengatasi masalah pengangguran ini pemerintah telah
membuat suatu program untuk menampung para pengangguran. Selain mengharapkan
bantuan dari pemerintah sebaiknya kita secara pribadi juga harus berusaha
memperbaiki kualitas sumber daya kita agar tidak menjadi seornag pengangguran
dan menjadi beban pemerintah.
Dengan besarnya tingkat pengangguran
tersebut maka semakin besar pula tigkat kemiskinan di Indonesia . Indonesia yang sekarang tentu saja sangat
berbeda dari Indonesia
satu dekade yang lalu. Maka bukan hal yang mengejutkan apabila
strategi-strategi pengentasan kemiskinan telah berubah seiring dengan perubahan
yang telah dialami oleh Indonesia oleh karena itu dibuatlah makalah yang
berjudul “Pengentasan Kemiskinan” dan penulis sangat berharap bahwa kajian
kemiskinan ini dapat menjadi sumbangan berarti dalam menghadapi berbagai
tantangan.
3.2 Saran
Secara pribadi penulis menyadari bahwa
dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan atau pun
kejanggalan. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan
demi kelancaran dalam pembuatan makalah selanjutnya.
Daftar pustaka:
http://bangaisabe.blogspot.com/2008/11/pengangguran-di-indonesia-semakin.html
http://elektrojoss.wordpress.com/2007/06/12/tiga-faktor-mendasar-penyebab-masih-tingginya-pengangguran-di-indonesia/
http://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan
http://id.wikipedia.org/wiki/Pengangguran
http://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/2001/07/21/0018.html
http://www.scribd.com/doc/15891512/Makalah-Masalah-Kemiskinan-Ekonomi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar